Japan
Trip
Bagian
1: Persiapan
Transportasi
PP
Siapa
yang ngga kepingin berkunjung ke Jepang untuk wisata? Keluarga
kami-Natz, suami & Ina-termasuk salah satunya yang pernah
bermimpi untuk berkunjung ke Jepang. Alhamdulillah mimpi yang telah
diikrarkan tersebut terkabul pada November tahun 2015. Awalnya kami
sempat berfikir, mana dulu yang mesti persiapkan, kemana tujuan
selama di Jepang, transportasi apa..segudang pemikiran yang
berseliweran. Saat itu sekitar bulan April-Mei 2015-saat banyak
perhatian para ortu yang tercurah memikirkan ujian anak-anaknya-kami
baru kepikiran buat mencari tiket penerbangan murah. Awalnya kami mau
mengambil penerbangan LCC tetapi karena membawa bayi, akhirnya
menepis penerbangan ini. Dan yang paling penting tentu harga bisa
bersaing alias ngga terlalu mehong-lah.
Mengingat
penebangan paling muahal saat musim sakura, dan kami tidak kuat
Summer maupun Winter, maka waktu wisata diset saat musim gugur yang
jatuh sekitar akhir September sampai akhir November. Spot-spot yang
paling terkenal dengan Momijigari banyak terdapat di daerah Kansai (Kyoto,
Nara) dan inponya pemandangan terbaik di daerah tersebut ada di
sekitar pertengahan sampai akhir bulan November.
Setelah
searching n' mantengin selama 3 minggu dari akhir april, kami
mendapat super promo-nya GA, tiket PP CGK-KIX di minggu ketiga
November di USD421/PP. Mengingat momijigari di Kyoto paling bagus
sekitar pertengahan-akhir November, kami langsung menyambar tiket
tersebut. Total biaya tiket yang kami bayar untuk 2 dewasa & 1
bayi USD897. Sudah plus bagasi 46Kg/per person (pp), konsumsi dan
pelayanan bintang-5. Alhamdulillah, rezeki setelah punya bayi :)
Jadwal
Perjalanan
Setelah
mendapatkan tiket, hati ini berdebar-debar lebay untuk segera mencari
spot-spot wisata bagus yang akan dikunjungi di wilayah Kansai. Jadwal
perjalanan inilah yang merupakan batu-sandungan terbesar yang
menetukan Gol-nya Visa Jepang juga. Memang pusing awalnya, tetapi
setelah mempelajari lokasi tempat wisata, jalur kereta, jalur bus,
tiket transportasi terusan yang akan dipakai, maka tidak mustahil
kami dapat menyusun jadwal perjalanan tersendiri tanpa bantuan orang
yang sudah pergi ke sana. Terlampir jadwal perjalanan yang kami
laporkan ke Kedubes Jepang saat permohonan Visa.
jadwal
perjalanan sesungguhnya yang kami pakai
jadwal
perjalanan yang kami rinci (contoh trip di hari ke-1)
Dalam
manyusun jadwal perjalanan, kami merefer ke website berikut:
1.
Tempat Wisata
2.
Transportasi dan Peta
3.
Penginapan
4.
Lain-lain (Pengalaman traveler atau residence yang berada di Jepang,
dsb)
Penginapan
Setelah
menentukan area yang akan dikunjungi, selanjutnya yang tak kalah
pusing adalah mencari penginapan. Ingat ya, kalau mengunjungi Kyoto
sekitar tgl 20-23 Nov, Kyoto sedang peak season. Libur
nasional juga tgl 23 November disana. Everybody needs holiday and
travels to Kyoto at that time. Hotel, Hostel, guesthouse hampir
semuanya Sold-out. Kalau di lihat di jadwal perjalanan rinci
pada hari ke-1, Seaching awal jatuh ke Hostel di sekitaran Kujo
Subway Kyoto tetapi karena kendala Kartu Kredit suami yang sedang
terkena Hack, akhirnya kami memesan Hotel via travel. Sudah kena
biaya tambahan, nginapnya pakai Hotel yang dekat stasiun
Kyoto..muahaalll rekk, 1 malamnya 2,5juta-ngga dapat sarapan
lg..nangis bombay kami. Jadi, intinya penginapan ini mesti jauh-jauh
hari dikeker, dipesan dan syukur-syukur dilunasi..apalagi mendapat
penginapan gratis di tempat temen pas peak season
begini..rezeki nomplok itu dan kalau bisa, yang tempatnya ngga
terlalu jauh jalan dari stasiun kereta atau subway biar bisa
beli kartu 1-day pass kalau pass terusan kita habis
masa berlakunya.
Nabung
Biaya Hidup selama Wisata
Sambil
menunggu waktu permohonan Visa Jepang, sebaiknya menabung untuk biaya
hidup selama wisata di Jepang. Kemanapun tujuannya, biaya hidup
disana lebih besar dari biaya hidup di Indonesia, khususnya di
Jakarta. Karena kami muslim dan kalau mau makan yang layak, Halal
serta mengenyangkan, sekali makan miniman keluar duit 1300en per
orang alias sekitar 150rb (kurs 1en=114). 3 kali makan saja sudah
keluar duit sekitar 450rb, ini yang jalan bertiga, jadi harus banyak
nabung dan menghemat pas di Jepang tentunya. Kecuali kalian kelebihan
doku, ngga usah pusing mikirin makan. Selain itu hampir 95% bahan
makanan disana mengandung #maaf daging/kuah/bahan yang berasal dari
babi dan campuran alkohol. Jadi harus siap rempong mantengin
kanji-nya dalam tiap kemasan makanan maupun nanya ke penjualnya
setiap mau beli. Oh ya, pada kasus kami, biaya konsumsi per harinya
dipatok Max 5000en/hari/3 orang. Bagaimana caranya? seksi konsumsi
akan dibahas secara terpisah. Yang penting nabung dulu untuk
mengkover biaya selama wisata ya.
Mengajukan
Permohonan Visa
Karena
perjalanan sekitar tgl 19 November, maka kami sudah siap-siap
googling sekaligus berkunjung ke website resmi Dubes Jepang
(http://www.id.emb-japan.go.jp/visa_7.html)
di Jakarta di minggu kedua Oktober. Form pengajuan Visa maupun form
Jadwal Perjalanan bisa diunduh dari website Dubes, pengisiannya bisa
langung diketik dalam form tersebut maupun ditulis tangan. Ingat,
semua data dalam form Visa harus sesuai dengan data pada KTP maupun
Paspor dan NO tipu-tipu ya. Biaya saat kami mengajukan permohonan
visa atas biaya sendiri sebesar Rp.330.000/pp. Persyaratan sesuai
dalam website sebagai berikut:
Dokumen-dokumen yang perlu dilengkapi dalam mengajukan permohonan visa :
- Paspor.
- Formulir permohonan visa. dan Pasfoto terbaru (ukuran 4,5 X 4,5 cm, diambil 6 bulan terakhir dan tanpa latar, bukan hasil editing, dan jelas/tidak buram)
- Foto kopi KTP (Surat Keterangan Domisili)
- Fotokopi Kartu Mahasiswa atau Surat Keterangan Belajar (hanya bila masih mahasiswa)
- Bukti pemesanan tiket (dokumen yang dapat membuktikan tanggal masuk-keluar Jepang)
- Jadwal Perjalanan (semua kegiatan sejak masuk hingga keluar Jepang)
- Fotokopi dokumen yang bisa menunjukkan hubungan dengan pemohon, seperti kartu keluarga, akta lahir, dlsb. (Bila pemohon lebih dari satu)
- Dokumen yang berkenaan dengan biaya perjalanan:Bila pihak Pemohon yang bertanggung jawab atas biaya
* Fotokopi bukti keuangan, seperti rekening Koran atau buku tabungan 3 bulan terakhir (bila penanggung jawab biaya bukan pemohon seperti ayah/ibu, maka harus melampirkan dokumen yang dapat membuktikan hubungan dengan penanggung jawab biaya).
Untuk
lengkapnya bisa dibaca di website Resmi Kedubesnya ya. Yang mau kami
tekankan disini :
1. Baik
saya maupun suami sudah bekerja, No.4, tidak kami lengkapi. Bagi
pemohon yang masih Siswa/Mahasiswa menyertakan keterangan ini dari
Sekolah maupun Universitas. Menurut pengalaman pelamar yang Mahasiswa
di mbah Google, untuk pengajuan Visa Jepang bisa diberikan gratis
untuk yang sedang menempuh pendidikan S1. Coba dikonfirmasi lagi ya.
2.
Karena suami PNS dan saya juga bekerja untuk Pemerintah, maka
dokumen no.8 tidak disertakan tetapi tetap kami siapkan untuk
jaga-jaga apabila diminta (Jujur ya, saat itu saldo tabungan suami
2juta, saldo tabungan saya 3jutaan dan uang cash yang telah
ditukarkan saat itu sekitar 46.000en). Kami hanya menyertakan Surat
Keterangan Bekerja asli dari instansi yang telah distempel basah oleh
Kepala Bagian Kepegawaian.
3.
Untuk Bayi, No.3 diganti dengan copy akta lahir dan form jadwal
perjalanan tetap diisi dan disamakan oleh Ayah/Ibu. Yang tanda tangan
juga bisa Ayah/Ibu tetapi pekerjaan yang diisi mengikuti yang tanda
tangan yah.
4. Untuk
hotel yang diisi dalam jadwal perjalanan saat itu, bukan Hotel/Hostel
sebenarnya sebagai tempat menginap (kami belum booking/menghubungi
Hotel/Hostel sama sekali, karena masalah kartu kredit suami ini).
Tetapi pastikan Nama penginapan, alamat dan nomor telponnya tercantum
lengkap disana.
5.
Saat menyerahkan berkas kepada petugas di loket, petugas bertanya
soal KTP saya yang statusnya “Mahasiswa” dan “Belum Menikah”
ini (Padahal sudah emak-emak punya bayi dan bekerja). Dan data di KTP
tidak singkron dengan Kartu Keluarga (KK). Saat itu, saya menjawab
bahwa KTP dibuat tahun 2012 dan saat itu saya belum menikah dan masih
melanjut kuliah. Hehehe..
6.
Percaya diri, murah senyum dan tidak grogi dalam berinteraksi dengan
petugas itu kunci utamanya. Walaupun sudah tugas mereka (yang kadang
suka pasang muka datar dan cemberut).
7. Kalau
tidak ditelpon oleh Staf Dubes bagian Visa untuk melengkapi dokumen
atau diinterviu, insyaAllah artinya 99,9% Visa kamu disetujui. Jadi
banyak berdoa dan harap bersabar, sesabar-nya orang Jepang ya.
8. Visa
dibayar setelah permohonan dikabulkan oleh Kedubes, jadi ngga bawa
duit Visa saat penyerahan dokumen tidak masalah. Yang pasti, dibayar
saat Visa telah diterima dan tidak ada pembayaran saat permohonan
Visa ditolak. Kalau tidak bawa duit pas, tidak masalah. Petugas sudah
menyiapkan uang kembaliannya. Persis seperti mesin penukar uang dan
mesin penjual tiket kereta di Jepang yang tidak dipotong biaya
admin/Bank segala xixixixi
9.
Saat Visa telah nangkring dengan manis di Paspor, selamat atas
rencana keberangkatan kamu ke Jepang yang akan teralisasi. Walaupun
keterangan di Website Kedubes bahwa Visa tidak menjamin diterimanya
seseorang masuk ke Wilayah Jepang, setidaknya kamu bisa bernafas lega
sudah melewati masa-masa persiapan dokumen sebelum keberangkatan.
Persiapan
Perlengkapan
Alhamdulillah
setelah Visa di tangan, kami melakukan persiapan perlengkapan.
Membuat checklist barang yang akan dibawa sangat dianjurkan untuk
mengindari barang yang akan lupa dibawa. Sesuaikan baju yang akan
dibawa dengan cuaca dan suhu disana. Untuk itu, mengecek prakiraan
cuaca disana sangat dianjurkan karena prakiraan cuaca di Jepang
hampir 98% akurat. Cek secara online daerah yang mau kamu kunjungi
http://www.jma.go.jp/en/week/
disini. Karena kunjungan kami hampir di minggu akhir bulan
November, maka sudah diujung musim gugur tuh di Kansai. Suhu disana
saat itu dilaporkan sekitar 14-13 degCel saat siang dan saat malam
bisa drop sekitar 10-9 degcel. Bawa coat dan longjohn sangat
dianjurkan bagi kamu yang tidak kuat angin dinginnya. Kalau siang
sih, udara seperti di Puncak Bogor tetapi kalau malam apalagi
ditambah hujan..wah bisa menggigil kalau pakaian tidak memadai.
Karena
bawa bayi, kami menyediakan 1pak isi 34pcs disposable diaper.
bubur bayi instan, termos ukuran 0.5L, biskuit bayi, wafer dan
obat-obatan bayi, balsem bayi serta Olbas Oil apabila pilek. Kami
membawa 2 koper ukuran 25Kg, 1 koper berisi: diaper, kering
tempe-kacang-teri, mie instan, bihun kering, fusilli kering, saos
barbekiu, saos cabe, saos tomat, kecap, Mayones pedes, bubuk coklat
instan, bubuk jahe merah instan dan tolak angin. 1 koper lagi diisi
baju, selimut dan perlengkapan mandi. Perlengkapan ganti baju bayi
serta beberapa diaper dimasukkan dalam tas tersendiri dan Kami tidak
membawa stroller, hanya membawa Ergobaby carrier supaya bayi bisa
terus berpelukan untuk medapat kehangatan dari suami/saya. Oh ya,
bayi kami tidak memakai coat tapi memakai jumpsuit dari Uniqlo
yang titip dibeli di Taiwan saat ada teman kerja suami berangkat
dinas kesana, harganya sekitar 800ribu. Sudah mencari di Uniqlo
Kelapa gading tetapi tidak ditemukan, mungkin kalau dicari di tempat
lain tersedia tetapi harganya mungkin bisa diatas 1juta.